Mittwoch, 11. April 2012

Penyakit Typhus


Bakteri Salmonella
Penyakit Typhus merupakan salah satu penyakit menular yang penularannya melalui makanan yang mengandung Bakteri Salmonella diantaranya yang dikenal adalah Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam serum penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman atau Typhus tersebut tumbuh menyerang bagian saluran pencernaan. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan 6-8.
Sumber penularan : Kebanyakan penyakit typus ditularkan melalui kotoran. Termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan reptil, sumber daging unggas yang kurang matang, telur  melalui anjing, kucing, makanan dan minuman tercemar (es batu), dari carrier yaitu orang sehat  tetapi membawa kuman.
Infeksi masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh limfe masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ

terutama hati dan limfa sehingga membesar dan disertai nyeri. Basil masuk kembali ke dalam darah (bakterimia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutamakedalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkantukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan pendarahan dan perforasi usus.Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan penderita berangsur-angsur sembuh.

Masa tunas : 1-2 minggu. Masa inkubasi rata-rata 2 minggu: Demam berangsur-angsur naik selama minggu pertama.Demam terjadi terutama padasore dan malam hari (febris remitten). Pada minggu 2 dan 3 demam terus menerus tinggi(febris kontinue) dan kemudian turun berangsur-angsur.
Gangguan gastrointestinal, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor berselaput putih dan pinggirnya hiperemis, perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan, bradikardi relatif, kenaikan denyut nadi tidak sesuaidengan kenaikan suhu badan.

Tanda dan Gejala Penyakit Demam Typhus (Tifoid )

1. Keracunan makanan (salmonellosis): Gejala demam, muntah, dehidrasi, diare, nyeri perut, mual.

2. Radang usus: Gejala demam, diare berdarah, nyeri perut.

3. Keracunan darah: Gejala demam, kehilangan berat badan, nyeri perut, pernapasan cepat, tekanan darah turun, hati membesar, menggigil, kehilangan nafsu makan, jantung berdebar, syok, limpa membesar. Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa. sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik).  

Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain :

1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.

2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.

3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.

4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air
besar).
5. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6. Pingsan, tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
"Bila anggota keluarga kita ada yang menampakkan gejala-gejala seperti diatas, sebaiknya kita segera melakukan cek lab dan konsultasi dengan dokter keluarga kita. Karena bila kita langsung ke dokter tanpa dibarengi cek lab biasanya tetap juga dokter menyarankan kita cek darah untuk

meyakinkan hipotesa atau diagnosa dari dokter tersebut "

Diagnosa Penyakit Demam Typhus (Tifoid)

Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.

1. SGOT SGPT meningkat, leukopenia, leukositosis relatif pada fase akut; mungkin terdapat anemia dan trombositopenia. Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2. Uji serologis asidal (Titer O,H). Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif.
3. Biakan kuman (darah, feses, urin, empedu).Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan feces. Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan feces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).


Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid) :

Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan-perubahan posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau typhus bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit typhus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, feces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.

Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid) :

Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :

1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.

2. Tidak mengandung banyak serat.

3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.

4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman bagi penderita.
Bila anak anda dirawat dirumah sakit perhatikan menu makanan yang disiapkan dari rumah sakit karena tidak semua rumah sakit mempunyai ahli gizi yang melaksanakan rekomendasi dokter yang merawat, jadi kita harus

selektif memilih makanan yang boleh dikonsumsi anak kita. Demikian juga bila pasien sudah diijinkan untuk rawat jalan biasanya para ibu menganggap anak sudah sembuh dan boleh makan semua makanan.

untuk kembali ke makanan “normal”, lakukan secara bertahap. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.

Penyakit dapat diatasi dengan beberapa cara bahkan kadang-kadang dapat dicegah. Oleh sebab itu jika pencegahan dilakukan maka pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. 

Salah satu cara untuk mencegah penyakit adalah meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke alam tubuh. Tubuh yang mendapat makanan yang cukup bergizi akan lebih kuat melawan kuman daripada tubuh yang kekurangan gizi. Anak-anak yang kurang gizi akan lebih mudah sakit dibandingkan anak yang cukup gizi, oleh karena itu kita harus mengupayakan agar anak mendapat gizi yang cukup dan menerapkan pola hidup sehat berarti kita juga mencegah bahaya penularan penyakit.


Beberapa tips yang bisa dilakukan ibu-ibu untuk mencegah anak kita terkena typus adalah dan mencegah penularannya :
Mengolah makanan untuk keluarga dengan mengutamakan higiene sanitasi dan kebutuhan gizi keluarga Membiasakan anak untuk makan di rumah secara teratur , karena makanan yang diolah dirumah higiene sanitasinya lebih terjamin daripada membeli makanan diluar rumah seperti diwarung ataupun jajanan sekolah

yang tingkat keamanan dan higiene sanitasi tidak kita ketahui. 

Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan pengendalian. Yaitu bila ada salah seorang anggota keluarga kita terkena typus, alat-alat makannya sementara disendirikan dulu dan dicuci bersih dengan sabun yang mengandung antiseptik agar tidak menulari anggota keluarga yang lain membersihkan lingkungan secara teratur , perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).

Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan penderita dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun.

Tanaman obat yang digunakan :

1. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Tanaman ini mempunyai fungsi penurun panas /demam, selain sebagai antiracun dan antibengkak. Cukup efektif untuk mengatasi infeksi dan merangsang phagocytosis dan meningkatkan kekebalan tubuh seluler. 
2. Bidara Upas (Merremia mammosa)

Tanaman ini mempunyai fungsi sebagai anti ardang dan juga mengurangi rasa sakit (analgesic) serta menetralkan racun.
3. Rumput Mutiara

Tanaman ini mempunyai fungsi sebagai penghilang panas dan anti radang, selain itu juga berperan dalam mengaktifkan peredaran darah. 
4. Temulawak

Tanaman ini mempunyai sifat bakteriostatik dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh dan anti inflasma (pembengkakan).




Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen