Donnerstag, 16. Mai 2013

Mengumpulkan Kembali Puing-Puing Keberanian


Pagi ini semuanya masih sama. Bangun tidur di tempat yang sama, masih mendengar nyanyian burung seperti biasanya, denting jam di gereja yang tidak jauh dari rumah tempat aku menetap sekarang seolah tidak pernah alfa empat kali setiap jenjang 15 menit berdentang keras. Hanya saja ada yang beda di sini.


Mulai hari ini aku berusaha menjernihkan pikiranku, kembali mengumpulkan puing-puing keberanian untuk menulis lagi. Awalnya ingin benar-benar vakum. Namun setelah merasakan bagaimana rasanya vakum menulis. Arrrghhh, ternyata membosankan.

Dienstag, 2. Oktober 2012

Keikut Campuran Tangan Cinta

Selama ini aku selalu berharap mampu menjalani semuanya sebaik mungkin. Namun sering kali banyak hal yang di luar dugaan, apalagi ketika kita menjali suatu hubungan yang indah, cantik dan penuh makna. Sesaat aku berpikir, pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, moment penuh makna dari mulai yang sedih, bahagia, memalukan, menggila hingga tangis keraguan.

Donnerstag, 27. September 2012

Karena Bahagia itu Sederhana


Dulu aku selalu berharap bisa menjadi dokter atau pengusaha kaya raya. Kata mamah, dokter itu hidupnya bahagia, punya banyak uang, nggak akan merasakan sakitnya menahan lapar seperti kita, selalu bisa makan ena
k, makanan sehat dan bergizi, dan lagi terlihat hebat dimata orang-orang. Hingga aku benar-benar mantap ingin jadi dokter.

Mittwoch, 26. September 2012

Kesempatan yang Sama Takkan Datang Dua Kali


Tiba-tiba saja saya teringat ke beberapa tahun yang lalu, yaitu ketika guru madrasah saya mengatakan kalimat ini,“Murid-muridku yang tak lain adalah hamba Allah, ingatlah bahwa Allah takkan membe
rikan kesempatan yang besar dalam waktu yang berdekatan dan pada kejadian yang sama. Yang artinya kesempatan itu hanya datang sekali, untuk mendapatkan kesempatan berikutnya mungkin kita harus menunggu untuk waktu yang cukup lama dan pasti kesempatan tersebut datang dalam hal yang berbeda. Maka selama Allah menunjukkan kepada kita kesempatan untuk beramal, berjihad dijalan-Nya, dan menyebarkan ilmu-ilmu-Nya, tolong sampaikan walau hanya satu ayat, tolong lakukan walaupun sederhana. Karena tak ada satu orang pun yang mampu menjamin bahwa kesempatan itu akan datang untuk yang kedua kalinya.“

Dienstag, 25. September 2012

Berhakkah Kita Menilai?


Sering kali saya dengar, ketika saya dijalan atau bahkan mendengar langsung dari mulut orang-orang yang saya kenal. „Ih kenapa yah si A mau aja nikah dengan si B, padahal si B itu kurus, item, jelek, pesek pul
a. Atau padahal si B itu cacat, gemuk, untuk mengurus dirinya saja tidak becus bagaimana ingin mengurus pasangannya, bahkan yang ada hanya bisa merepotkan saja.“