Dienstag, 20. März 2012

Diary Seorang Muslimah


Bukan aku tak ingin menunjukan sayangku padamu, hanya saja aku ingin kamu yang lebih memperhatikanku. Aku selalu bersikap biasa padamu, lebih dewasa, lebih menjadi pendorongmu. Karena aku tahu kau membutuhkanku dan aku tak ingin kau merasakan lemahku tanpamu. Akupun sama sepertimu, aku pun membutuhkanmu. Tapi aku tak ingin kau melihat lemahku, belum saatnya kamu tahu lemahku. Karena aku pun ingin belajar menguatkan diriku sendiri. Aku yang ditakdirkan seperti ini. Dan aku pun tak ingin mereka melihat kelemahanku.

Aku pun sama seperti manusia yang lain, memiliki nafsu dan emosi. Tapi aku akan slalu berusaha sekuatnya mengendalikan itu. Bukan hanya mareka atau kamu, tapi aku pun sama, aku ingin bertemu denganmu, menangis dalam pelukmu saat aku merasa lemah, dan merasakan kecupan hangat yang mendarat dikeningku atau hanya genggaman erat tanganmu yang kembali kuatkanku saat aku merasa lemah. Tapi aku tahu, aku sadari itu, sikap itu bukanlah sikap seorang muslimah. Aku tahu aku takkan mampu sesalehah bunda Aisyah atau seteguh bunda Siti Khadijah. Tapi apakah aku salah jika aku ingin menjadikan mereka sebagai suri tauladan dalam hidupku? Terkadang aku sendiri masih belum mampu menjilbabi hatiku, tapi aku akan berusaha menjilbabi apa yang mampu aku jilbabi, yaitu rambutku dan menutup auratku.

Sayang, dengarkan suara hatiku dalam mimpi indahmu atau dalam diammu. Aku pun menyayangimu, bukan hanya kamu yang berkeinginan dan berharap bisa menyempurnakan separuh agamu. Aku pun sama. Rasakan itu dalam hatimu, cintaku tak perlu terucap dari mulutku, tapi adaku disetiap hari-harimu adalah caraku sampaikan cintaku. Aku tak ingin ucapkan cinta itu sekarang. Karena kau belum halal bagiku. Tapi andaikan kau tau sayang. Kelak jika Allah mengijinkanku untuk slalu setia bersamamu meraih ridha-Nya, jangankan hanya ucapan sayang atau cinta, tapi tetes darah terakhirkupun akan aku berikan untukmu, sebagai bukti cinta dan pengabdianku padamu. Karena aku percaya, melaluimu aku mampu meraih surga yang telah Dia janjikan.

Hidupku setelah aku menikah denganmu adalah hakmu. Tapi aku mohon jaga hatiku, berikan bahagia selama aku hidup bersamamu, dan jadikanlah aku wanita pertama dan terakhir di hidupmu. Karena aku tak sekuat bunda Aisyah yang siap dimadu. Aku takut cemburuku akan menghantarkanku pada siksa neraka. Semoga kesabaran slalu bersama kita.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen