Mittwoch, 11. April 2012

Penyakit Lupus



Tubuh memiliki kekebalan untuk    menyerang   penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, apa jadinya jika kekebalan   tubuh justru    menyerang  organ tubuh yang  sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Penyakit ini tergolong misterius. Para dokter kadang bingung mendiagnosi penyakit ini. Namanya sedikit unik, LUPUS. 

Lupus  dalam bahasa Latin    berarti "anjing hutan". Istilah ini    mulai dikenal sekitar     satu abad lalu. Awalnya,   penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit,   berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian  kerap bengkak dan timbul sariawan.    Penyakit   ini tidak hanya     menyerang kulit,    tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh. 


Gejala-gejala penyakit dikenal    sebagai   Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias LupusEritomatosus  artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai   organ tubuh. Istilahnya disebut   LES atau Lupus.  


  Masih awam

Jumlah penderita Lupus ini tidak terlalu banyak. Menurut data pustaka, di Amerika Serikat ditemukan 14,6  sampai 50,8 per 100.000. Di Indonesia bisa   dijumpai sekitar 50.000 penderitanya. 

Sedangkan    di   RS Ciptomangunkusumo Jakarta,    dari 71 kasus yang ditangani  sejak awal 1991 sampai akhir 1996 , 1 dari 23 penderitanya adalah   laki-laki. Penyakit Lupus masih sangat awam bagi masyarakat.


Setelah diteliti penyebab Lupus karena faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun.Namun   begitu, ada juga pria  yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini   berhubungan dengan hormon estrogen.

Karena Lupus menyerang wanita subur, kerap menimbulkan berbagai aspek kesehatan.    Misalnya hubungan  dengan    kehamilan yang menyebabkan abortus,   gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal  saat lahir.

Namun, hal ini bisa saja terjadi sebaliknya. Artinya, justru kehamilan bisa memperburuk gejala Lupus. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.

  Otoimun  

Lupus merupakan penyakit yang menyerang perubahan  sistem kekebalan perorangan, yang sampai kini belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini muncul akibat kelainan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas .


  Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua 

  cara  yaitu :.
Pertama, antibodi aneh ini bisa   langsung menyerang   jaringan  sel tubuh, seperti   pada sel-sel darah merah yang menyebabkan  selnya akan hancur. Inilah yang  mengakibatkan  penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.

Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan  antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun. Gabungan  antibodi  dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh  darah   kapiler akan menimbulkan peradangan. 


Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit)   Tetapi, dalam keadaan abnormal,  kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan   baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan  enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. 


Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ  tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai  gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ  tubuh akan terganggu. 


Umumnya  penderita   Lupus   mengalami gejala seperti.  kulit yang mudah  gosong akibat   sinar matahari serta   timbulnya   gangguan   pencernaan. Gejala  umumnya  penderita   sering merasa lemah,  kelelahan  yang berlebihan, demam dan pegal-pegal.   Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut  (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. 


Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap  Lupus. Untuk sembuh total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.



Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen