Aku tak pernah memiliki keberanian untuk menatap wajahmu,
sungguh aku takut jika binar-binar matamu melumpuhkanku.
Aku tak pernah ingin mendengar suaramu, karena sungguh aku
takut suaramu yang lembut menggetarkan hatiku dan kelak menggoyahkan
pendirianku.
Aku tak ingin sekali-kali mendengar namamu, karena aku sadar
setiap kali aku mendengarnya, seolah aku lumpuh, seolah suatu rasa itu
tiba-tiba menyergap memenuhi hatiku.
Jika aku diperkenankan memilih, lebih baik aku tidak
mengenalmu, tidak pernah bertemu denganmu dan tidak pernah mengetahui tentangmu
sebelum aku siap dalam agamaku dan waktuku. Aku akan lebih bahagia jika aku
hanya mengenalmu dalam mimpiku, dalam setiap bayanganku disetiap hembus doaku,
karena sesunggahnya pilihan-Nya adalah terbaik bagiku.
Hingga tiba-tiba suatu hari aku bertemu denganmu, aku tak
sengaja mendengar suaramu dan tak sengaja melihat binar-binar dimatamu. Aku tidak
tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan hatiku, caramu bersikap, caramu menjaga
perilakumu dan tutur katamu, tiba-tiba meneteskan kesejukan dalam hatiku.
Aku menjauhimu, bukan karena aku tidak menyukaimu. Namun aku
takut imanku terlalu lemah, aku takut
terjatuh dalam kehinaan abadi, aku takut jika kelak cinta membutakan
hatiku dan menjauhkanku dari cinta-Nya. Biarkan aku mencintaimu dalam naungan
cinta-Nya, berharap dalam setiap lantunan doaku dan jika kasih sayang Tuhan
mengikhlaskanku mencintaimu, maka aku akan datang kembali kepadamu, menanti kau
ikatku dalam naungan cinta abadi dari Sang Pemberi Cinta.
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen