Sonntag, 3. Juni 2012

Doa Seorang Anak


Ya Allah, aku hamba-Mu yang bodoh, yang begitu hina dan tidak mengerti akan takdir-Mu. Ya Allah, aku tak pernah meragukan keberadaan-Mu, aku tidak pernah meragukan kekuasaan-Mu dan cinta-Mu. Jika Engkau mau, satu detik yang akan datang aku bisa tak lagi bernafas. Jika Engkau mau, benda-benda langit disana bisa dalam hitungan detik keluar dari peredarannya dan alam semesta ini menjadi kacau. Jika Engkau mau, matahari bisa begitu panas hingga membakar tubuh-tubuh makhlukmu. Dan jika Engkau berkehendak, seketika Engkau bisa turunkan hujan larva panas hingga melumerkan tubuh-tubuh penuh dosa ini. Aku sadar Allah, aku begitu lemah, hatiku saja tak mampu aku penjara hingga waktu itu tiba, aku tahu aku salah, tapi aku sendiri tidak pernah tahu apakah keberadaan perasaan ini salah? Hingga aku sendiri tidak pernah mengerti akan jalan yang akan terjadi didepan sana. Aku hanya berusaha menjaga diriku semampuku, namun jika Engkau tidak lagi mencintaiku, sungguh aku adalah orang yang sangat merugi. Karena seberapapun aku menjaga diriku, seketika saja aku akan terjatuh tanpa aku sadari dalam jurang kenistaan abadi, hingga aku sendiri tak mampu menatap hari esok karena begitu hinanya aku. Karena sebenarnya cinta-Mu dan penjagaan-Mu adalah perisai terhebat dalam perjalanan hidupku.


Ya Allah, jika keberadaan dan kehadiran dia dalam hidupku diwaktu yang tidak tepat membuatku menjauhi-Mu, maka aku lebih memilih tidak mengenalnya. Atau jika keberadaan dia diwaktu yang ada akan mengalihkan pandanganku dan perhatianku akan cinta yang selalu setia menemaniku dari-Mu, maka aku ikhlas jika kau jauhkan dia dari hidupku. Sesungguhnya diwaktuku yang aku adalah seorang anak, aku hanya ingin mengabdikan hidupku kepada kedua orang tuaku, melihat senyumnya dengan keindahan cinta-Mu.


Ya Allah, aku tidak pernah menyesal terlahir dalam keluarga yang sederhana seperti ini, aku tidak pernah menyesal dengan perjalanan hidup yang Engkau takdirkan dan aku tidak pernah menyesal dalam setiap air mata yang telah terjatuh karena ujian-ujian yang Engkau berikan. Namun satu pintaku Ya Allah, diwaktuku yang Engkau batasi, dalam keadaanku yang Engkau anugrahkan, tak pernah sedikitpun aku ingin melihat raut kekecewaan diwajah mereka yang telah mengorbankan dan merelakan sebagian besar dari hidupnya untuk mendidik dan membesarkanku hingga aku menjadi seperti ini, mereka yang dengan curahan keringat dan air matanya mengais rizki halal-Mu tanpa mengenal lelah dan malu, tanpa mengenal dingin atau panas, tanpa mengenal terik atau hujan, bahkan tanpa mengenal sakit yang mereka derita hanya karena ingin melihatku tumbuh dan dewasa menjadi anak yang terbaik dan hamba-Mu yang baik, maka begitu berdosanya aku dan tak berharganya diriku jika aku hanya membuat mereka menangis dan terluka.


Ya Rasulullah, aku sadar aku bukan umatmu yang baik. Namun aku tidak pernah meragukan akan perjuangan-perjuanganmu. Aku tidak pernah meragukan akan cintamu dan sabda-sabdamu. Namun untuk menjadikan diriku sepertimu, aku belum bisa bahkan tidak akan pernah mampu, tapi aku selalu berusaha menjadikanmu suri tauladan dalam hidupku. Ya Rasulullah, jika kelak aku tak lagi bernafas dan hidup dalam alam kubur-Nya, menunggu waktu dimana semua makhluk akan kembali dibangkitkan, akankah engkau akan mengakui sebagai salah satu umatmu? Akankakah engkau membelaku seperti engkau membela umat-umatmu yang lain? Aku ingin memeluk cintamu, namun mengingat kehinaanku, aku hanya mampu terus berharap dan berusaha, agar kelak engkau mau walau hanya mengakui sebagai umatmu.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen