Dienstag, 25. September 2012

Berhakkah Kita Menilai?


Sering kali saya dengar, ketika saya dijalan atau bahkan mendengar langsung dari mulut orang-orang yang saya kenal. „Ih kenapa yah si A mau aja nikah dengan si B, padahal si B itu kurus, item, jelek, pesek pul
a. Atau padahal si B itu cacat, gemuk, untuk mengurus dirinya saja tidak becus bagaimana ingin mengurus pasangannya, bahkan yang ada hanya bisa merepotkan saja.“



Yang terbesit dalam pikiran saya saat itu adalah, tidakkah dia atau mereka malu dengan apa yang telah mereka ucapkan? Bagaimana mereka mampu menilai seseorang dengan sebegitu rendahnya, sedangkan Allah sendiri tidak menilai makhluknya dari sudut pandang fisik, melainkan dari iman dan ilmu yang kita miliki. Tidakkah kita malu kepada Allah yang telah menghadiahkan kelebihan pada fisik kepada kita yang sejatinya jika kita tidak mampu memanfaatkannya ke jalan yang Allah ridha’i maka kelebihan tersebut hanya akan mengundang petaka dan murka-Nya saja.

Salah satu contoh, jika kita diberikan tubuh yang langsing, seksi, wajah yang cantik bahkan rambut yang terurai indah hitam lembut. Maka sebenarnya itu ujian dan banyak dari mereka yang tidak mampu lulus dalam ujian tersebut, sehingga mereka berlenggak-lenggok dengan bangga mempertontonkan kelebihan yang Allah titipkan. Padahal jika Allah mau, dalam waktu beberapa menit kemudian, Allah bisa mengambil kelebihan yang Allah titipkan, contohnya jika orang tersebut sedang mengendarai sebuah kendaraan, tiba-tiba saja terjadi kecelakaan, entah itu luka bakar, entah dia harus kehilangan bagian dari tubuhnya. Lalu apa yang akan dia lakukan? Putus Asa? Sebagian besar memang akan putus asa bahkan akan memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya, karena bagi mereka fisik mereka adalah kebanggaan dan hal terpenting dalam hidup mereka. Naudzubilla himindzalik


Jangan sampai kita termasuk kedalam golongan yang membanggakan kelebihan fisik yang Allah titipkan dan kedalam golongan yang merasa berhak menilai seseorang dari fisik mereka, bukan dari hati dan perjalanan hidup mereka. Semoga Tuhan selalu melindungi kita dari hal-hal yang mampu menjerumuskan kita dalam kehinaan abadi.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen