Kehancuran bagi mereka yang menuhankan uang, itu benar adanya
dan begitu banyak bukti nyatanya. Tak jarang seseorang menjual kesucian demi
uang, dan tak sedikit orang yang menjual agamanya demi uang. Sesekali aku
teringat akan sebuah cerita, dimana ada dua keluarga yang kehidupannya sangat
berbeda, dan mungkin ini bukan hanya cerita tapi ini nyata adanya.
Keluarga pertama ialah keluarga yang dimana hidupnya selalu
dalam kemewahan dan tidak pernah merasakan bagaimana perihnya menahan lapar. Sedangkan
keluarga yang kedua ialah keluarga yang hidupnya sangat sederhana, mereka makan
seadanya, tapi mereka terlihat lebih bahagia.
Faktanya, jika sebuah anak yang terlahir dari keluarga yang
berada, sebut saja kaya, dimana segala yang dia inginkan bisa diperolehnya
dengan mudah, tanpa harus bersusah payah, hingga nilaipun dibelinya. Maka
kehancuran yang nyata akan segera datang kepadanya. Bagaimana tidak? Mau diakui
atau tidak. Banyak orang yang berteman dengan orang yang kaya hanya karena harta.
Disini saya mengatatakan banyak, tapi bukan berarti semua, kecuali memang orang
yang kaya tersebut baik budi pekertinya. Dan saya merasa kasihan kepada mereka
yang menyombongkan diri dengan harta yang dimilikinya. Ingatlah sejatinya
ketulusan datang hati dan ada hal yang tidak mampu dibeli dengan uang yaitu
perasaan seseorang. Perasaan
disini dalam artian bukan hanya cinta, tapi juga ketulusan, kesabaran dan
keikhlasan. Ko tidak bisa dibeli? Iyalah nggak bisa dibeli, kan perasaan itu
tidak berwujud, tapi mampu dirasakan. Lalu saya tanya, memang kamu tau wujud
keikhlasan? Apakah kamu mampu menyentuhnya? Ataukah kamu bisa menimbangnya
dengan alat timbangan, atau bisa mengukurnya dengan penggaris? Tidak, makanya
bohong jika ada seseorang yang mengatakan cinta bisa dibeli dengan uang. Itu sejatinya
bukan cinta, tapi hanya bagian dari kemunafikan-kemunafikan lainnya. Lalu masih
beranikah kalian menyombongkan diri? Setelah kalian sadari bahwa mereka hanya
memanfaatkan kalian karena kalian kaya?
Uang memang salah satu sumber kebahagiaan, tapi bukan hanya
uang sumber kebahagiaan dalam hidup ini. Sesekali kehancuran itu akan datang,
ketika mereka yang terbiasa hidup dengan mudahnya karena uang, lalu terjatuh
dalam lubang yang sebenarnya dangkal, tapi karena mereka terbiasa dengan
kemudahan itu, maka lubang dangkal tersebut sangat dalam dalam pandangan
mereka. Mereka yang terbiasa berpergiaan dengan kemewahan dan sejuknya AC
mobil, sesekali saat mereka harus jalan kaki, maka hanya umpatan yang keluar
dari mulutnya. Atau mereka yang terbiasa tinggal tahu beres, tak mengenal
pekerjaan rumah, sesekali mereka harus melakukan semuanya sendiri seperti
membersihkan rumah, maka ketakutan akan rusaknya kulit atau apalah
alasan-alasan lainnya. Lucu memang kenyataannya, jika saya melihat dengan mata
saya sendiri, orang-orang yang mengeluh hanya karena takut kulit hitam, lecet
atau apalah, yang sebenarnya itu bukan masalah yang besar.
Cobalah tengok kepada kehidupan penuh kesederhanaan, mereka
yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, bahkan masih sempat memikirkan untuk
membantu sesama walau sebenarnya merekapun dalam keadaan pas-pasan. Disini kita
bisa merasakan suatu hal yang tak bisa dibeli, tak berbentuk tersebut secara
nyata, yaitu kasih sayang, ketulusan dan keikhlasan atas sesama. Bahkan disini
kita bisa menemukan sahabat sejati, sejatinya seorang sahabat, yaitu ketika
kita salah mereka mengingatkan, mereka yang mengajak kita dalam kebaikan dan
mengajak kita berlomba-lomba dalam hal yang positif. Bersyukurlah bagi kita
yang tidak menuhankan uang, melainkan mampu mengaturnya untuk hal-hal positif. Dan
sesekali jika ada masalah, sesungguh disana bisa kita temukan pelajaran, dan
dari sana akan terbentuknya pribadi yang tegar, penyabar dan penuh keikhlasan. Itulah
kebahagiaan yang tidak dimiliki mereka yang menuhankan uang.
well.. beberapa poin saya setuju. Namun secara keseluruhan bahasan ini saya tidak mendukung.
AntwortenLöschenSaya akan mendebat posting ini di blog saya karena pasti bantahan saya bakal panjaaang.
:))
biasanya dirimu emang suka gitu kok, okok dhe nda tunggu yo mas :))
Löschen