Dienstag, 20. März 2012

Penantian Cinta


Kala mereka tak lagi memandang batas antara halal dan haram. Semuanya terlihat begitu menjijikan, hingga terkadang bumi ini tak mampu lagi menopang dosa mereka para pendusta dan pelanggar hukum-Nya. Bagaimana mungkin hilang begitu saja nilai malu dari diri mereka seolah-olah tak ada hukum yang berlaku lagi. Semua begitu terlihat jelas, nyata. Berapa banyak mereka yang hamil diluar nikah, berapa banyak bayi-bayi tak berdosa tak diijinkan sebentar saja menikmati haknya untuk merasakan keindahan dunia dan berapa banyak mereka yang mengambil hak-hak kami yang tak memiliki kesalahan dan tak tahu apa-apa tentang mereka.

 Kami melihat dengan jelas dimana-mana mereka tak lagi malu berpelukan, berciuman dan bercumbu mesra dengan bukan muhrimnya. Lalu dimanakah hati mereka? Telah matikah? Apa yang membuat mereka memilih jalan ini? Janji kebahagiaan apa yang mereka lihat? Mereka mengaku islam, mereka mengaku umat Rasulullah, mereka mengaku hamba Allah. Tapi inikah hasil perjuangan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya menyampaikan kebenaran yang nyata dari Allah? Darah mereka, luka mereka hingga nyawa mereka yang mereka pertaruhkan untuk umat dan hamba-hamba Allah tapi yang terbentuk dari perjuangan mereka begitu banyak pengikut-pengikut setan berwujud manusia. Dimanakah akal yang Allah hadiahkan begitu istimewa hanya teruntuk manusia?

 Kami hanya mampu menangis setiap melihat nyawa-nyawa tak berdosa hilang begitu saja, melihat hak-hak mereka untuk menghirup udara dunia terenggut begitu saja dan mereka yang hanya korban kesalahan kalian tak kalian ijinkan sedikit saja medapatkan hak kehidupan. Apa salah mereka? Bayi-bayi mungil yang tak berdosa. Kalian yang harusnya menanggung ini semua, bukan mereka. Pernahkah mereka berharap terlahir dengan menanggung malu atas kesalahan kalian? Pernahkah mereka tahu kalau ternyata mereka hanya akan menanggung kesalahan kalian. Mereka slalu memimpikan dilahirkan dalam keadaan yang baik, bukan dengan cara ini. 

Masih bisakah kita mendengar suara hati nurani kita, melihat segala sisi positif dari hukum-hukum Allah dan mampu menjalankan aturan-aturannya dengan ikhlas. Indah kawan, sebuah pernikahan itu adalah surga dunia yang Allah tawarkan secara nyata. Kala kita mampu menjaga pandangan, menjaga perilaku dan menjaga kehormatan kita. Kelak saat pangeran kita datang menjemput, saat ijab kabul terucap, saat kecupan hangat itu untuk yang pertama kalinya kita rasakan, maka keindahannya takkan mampu terungkap oleh kata-kata. Begitu bahagia yang tak mampu terbeli dikala kita terbiasa mendirikan shalat sendiri tapi kini ada dia yang slalu siap menemani, dia yang slalu siap mengingatkan dan saling mengajarkan.

Biarkan waktu itu datang dengan sendirinya, waktu nyata untuk merasakan kebahagiaan dunia. Mari kita belajar bersama-sama menggali ilmu Allah sedalam-dalamnya, memanfaatkan waktu penantian ini dengan produktif. Masih banyak hal positif yang mampu kita lakukan dalam menanti hingga waktu itu tiba. Lihatlah disekeliling kita, buka mata kita, mata hati kita. Masih banyak saudara-saudara kita yang mengharapkan uluran tangan kita, mengharapkan diberikan mimpi untuk mengubah hidup mereka agar lebih berarti. Percayakan semuanya kepada Allah, biarkan Allah mengaturnya dengan seindah mungkin dengan cara-Nya yang sering kali tak terduga. Karena Allah adalah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang terindah yang terkadang tak mampu kita bedah. Isilah hati kita dengan cinta-Nya. Belum tentu dia yang kita inginkan adalah yang terbaik, tapi Allah tahu mana yang terbaik, Allah tahu apa yang tak kita ketahui. Percayalah semuanya akan berakhir bahagia pada waktunya. Hanya kesabaran dan keikhlasan yang mampu menguatkan kita dalam membuka mata melihat sisi-sisi positif dari aturan-aturan-Nya. Allah hanya melarang suatu hal, karena Allah tahu itu tak baik untuk kita, karena Allah menyayangi kita. Tapi sayangnya tak banyak yang sadar akan kasih sayang-Nya, cinta-Nya, ketulusan-Nya, kemurahan-Nya kesetiaan-Nya dan janji-janji-Nya yang nyata. Coba sisakan sedikit saja waktu kita untuk merenungi kebesaran-Nya, maka akan kita temukan kedamaian yang tak pernah bisa mereka gapai.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen